Awalnya budaya merajut diduga berasal dari budaya Arab yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Tersebarnya budaya merajut melalui proses perdagangan jaman dulu yang awalnya berkembang di kawasan Timur Tengah dan Mediterania. Namun beberapa mengatakan bahwa budaya merajut berasal dari Tiongkok. Yang dibuktikan dengan penemuan boneka rajut.
Budaya merajut tersebut juga masuk ke Indonesia. Dengan mengenal kerajinan rajut, menjadikan budaya Indonesia semakin beragam, Beberapa kerajinan rajut buatan masyarakat Indonesia menjadi salah satu budaya dalam negeri. Banyak produk yang dihasilkan dari merajut. Salah satunya tas rajut yang banyak digemari.
Tak kalah dengan tas berbahan kulit, tas rajut juga memiliki daya tarik tersendiri sehingga tas rajut diminati banyak orang. Tak hanya orang dewasa, anak-anak muda pun kini mulai tertarik dengan tas rajut.
Bahkan tas rajut asal Indonesia yaitu dari daerah Papua masuk dalam panggung London Fashion Week 2018 lalu. Tas rajut asal Papua tersebut dibawa oleh desainer Indonesia, Yurita Puji. Ia membawa tas rajut Papua yaitu Noken yang sering digunakan di kepala dan terbuat dari kulit kayu.
Model tas rajut ada berbagai macam model. Tas rajut dipandang lebih mudah dirawat dan tahan lema ketimbang merawat tas kulit yang berharga jauh lebih mahal. Kamu yang tertarik dengan tas rajut, mungkin akan mulai mencari model dan cara membuat tas rajut terbaru yang bisa kamu buat sendiri.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan antara lain benang rajut seperti benang nylon, benang katun, jarum rajut atau disebut hakpen, gunting atau silet, dan penggaris untuk mengukur model rajutan.